Halaman

Kamis, 05 Juli 2012

Budaya Membuang Sampah Sembarangan yang Telah Melekat di masyarakat Indonesia


Dapat kita lihat dengan mata telanjang, bahwa kenyataan nya di Indonesia sekarang sudah menjadi negara yang tidak memiliki budaya kebersihan. Bahkan beberapa orang menganggap Indonesia adalah Negara yang paling gagal dalam mengelola sampah. Memang benar dalam kenyataan nya. Meskipun proses dahur ulang sudah dijalankan, tetapi  tetap saja sampah di Indonesia menumpuk dan tidak dapat di kelola dengan baik.
Hal ini disebabkan karena kebudayaan dan kebiasaan bangsa Indonesia semenjak kecil, tidak di biasakan untuk membung sampah pada tempat nya. Bahkan kebanyakan orang tua di Indonesia tidak pernah mengajarkan tentang budaya membuang sampah pada tempat nya. Anak-anak mereka di biarkan untuk membuang sampah sembarangan, karena mungkin orang tua itu sendiri juga membuang sampah, bukan pada tempat nya. Sehingga bukan nya memberikan pengertian untuk membuang sampah pada tempat nya, tetapi malahan memberikan contoh untuk membuang sampah sembarangan.
Apabila dibandingkan dengan Negara lain seperti singapura, dapat kita perhatikan bahwa singapura memiliki aturan dan budaya yang tegas tentang masalah kebersihan. Bahkan singapura memiliki undang undang yang tegas bagi setiap orang yang membuang sampah sembarangan. Sehingga secara tidak langsung hal ini menjadi pendidikan yang memaksa warga nya untuk mejaga kebersihan. Karena telah terbiasa sehingga warga nya sendiri menjadi memiliki budaya utuk hidup bersih dan menjaga kesehatan. Hal ini lah yang akhir nya dapat membuat sukses nya program pemerintah dalam hal kebersihan.
Untuk merubah kebiasaan hidup warga Negara Indonesia, sehingga Indonesia dapat menjadi Negara yang bersih dan sukses dalam program kebersihan nya, kita harus dapat menanamkan kebiasaan dan budaya bersih dan membuang sampah pada tempat nya. Budaya ini harus di tanamkan sejak kecil sehingga dapat menjadi kebiasaan baik yang akan terus di turunkan kepada generasi penerus bangsa. Sehingga dengan semakin bertambahnya waktu kedepan, Indonesia dapat menjadi Negara yang bersih dengan kebiasaan dari warganya yang telah membudayakan kebersihan dari kecil. Peran dari pemerintah juga pentng dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah. Sehingga dengan dukungan dari warga serta pemerintah, Indonesia dapat menjadi Negara yang bersih dan dapat mengelola sampah dengan baik. Oleh karena itu marilah kita sebagai warga Indonesia untuk bergotong royong dalam mewujudkan kebersihan untuk Indonesia.

Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1IA12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar.

Budaya Menyontek di Kalangan Pelajar


Kebiasaan menyontek di kalangan pelajar mungkin sudah menjadi hal yang biasa dilakukan atau bahkan telah membudaya. Menyontek merupakan hal yang telah lumrah dilakukan para pelajar. Bahkan tak jarang saya melihat atau mendengar seorang pelajar itu bangga ketika ia menyontek. Apa sih sebenarnya background para pelajar itu untuk nenyontek? Menurut saya, tidak ada hal khusus yang menuntut mereka untuk menyontek. Mereka menyontek hanya simpel alasannya yaitu supaya memperoleh nilai yang bagus, terutama saat ulangan. Namun setelah mereka mendapat nilai bagus, lalu apa yang bisa mereka dapatkan, rasa puas? Terus terang kalau saya pribadi, bila mendapat nilai bagus karena menyontek saya tidak akan puas. Sebenarnya guru memberikan ujian kepada para siswa dalam bentuk ulangan harian atau apa saja yang berwujud memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan, kan hanya untuk menguji kemampuan para siswanya. Bila nilai mereka baik dan sudah mencapai ketuntasan minimum maka guru telah sukses menyampaikan materi pelajaran itu dan mungkin bisa melanjutkan ke materi selanjutnya. Namun, bila nilai mereka jelek maka guru kurang sukses dalam menyampaikan materi pelajaran dan tentunya guru harus mengerahkan segala cara agar siswa-siswanya mampu mencapai standar ketuntasan minimum. Lalu bagaimana ketika guru memberikan ulangan harian dan ternyata nilai semua siswanya baik dan sudah mencapai standar ketuntasann minimum, padahal para siswanya mendapatkan nilai baik itu karena menyontek. Tentunya dari pihak guru sendiri akan berpikir bahwa para siswanya telah mampu menguasai materi yang telah disampaikan dengan dibuktikan nilai mereka yang baik-baik dan sudah mencapai standar ketuntasan minimum sehingga guru merasa tidak perlu mengulang pelajaran. Padahal, yang terjadi sebenarnya para siswa belum dapat menguasai pelajaran yang diberikan karena mereka mendapatkan nilai baik bukan karena usaha sendiri. Siapakah yang rugi di sini? Para pelajar kan yang rugi? Bagaimana tidak rugi, mereka yang menyontek kan sebenarnya masih perlu penjelasan mengenai materi pelajaran dari guru, padahal hal itu tidak didapatkannya disebabkan guru mereka sudah merasa para siswanya telah paham atau mampu menguasai materi. Memang, pelajaran bisa tidak hanya dari guru saja, kita bisa belajar sendiri, membaca buku, atau bertanya teman. Tapi kan tidak semua dari siswa yang meyontek itu mau menutup ketidakpahaman mereka terhadap materi pelajaran dengan hal-hal semacam itu. Yang ada malah mereka biasanya cuek dan akan sadar betapa meruginya menyontek itu ketika telah menghadapi ujian-ujian yang sesungguhnya seperti ujian kenaikan kelas atau Ujian Nasional. Oleh karena itu mulai dari sekarang kita harus hilangkan budaya menyontek dari diri kita. Pikiran-pikiran yang berbicara bahwa menyontek itu keren dan merupakan hal yang lumrah harus kita buang jauh-jauh agar nantinya kita tidak menyesal dikemudian hari. 

Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1ia12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar

Selasa, 03 Juli 2012

Budaya Merokok dikalangan pelajar sudah mengkhawatirkan


Di era globalisasi seperti ini, trend yang beredar di kalangan pelajar semakin beragam. Ada beberapa trend yang cukup mengkhawatirkan. Salah satunya, merokok. Kini, rokok bukan lagi barang asing di tangan pelajar. Saya bisa menjamin kalo sebagian besar pelajar pria SMP dan SMA sudah pernah mencoba merokok. Bahkan mungkin pelajar SD sudah ada yang mencobanya. Rokok dianggap bisa menjadi penghilang rasa penat dan stress untuk sebagian orang. Dan yang mengkhawatirkan, benda kecil yang satu ini bisa membuat para pelajar ketagihan layaknya narkoba. Sekali saja mencoba, maka hasrat ingin menghisap akan terus hinggap.
Ketika rokok menjadi trend di kalangan pelajar, pihak sekolah mulai mengantisipasi trend ini. Banyak sekolah yang memberikan sanksi tegas terhadap pelajar yang ketahuan merokok di dalam lingkungan sekolah. Bahkan sebagian guru juga sering melakukan inspeksi ke lingkungan sekitar sekolah. Karena biasanya banyak pelajar yang merokok sembunyi-sembunyi di tempat-tempat sepi seperti kantin atau warung-warung kecil. Pada saat peraturan baru ditegakkan, mungkin cukup banyak pelajar yang menghentikan aksinya. Tapi tak lama kemudian biasanya mereka kembali merokok secara terang-terangan.
Sebenarnya aksi merokok di kalangan pelajar menjadi masalah yang cukup pelik bagi orang tua ataupun guru di sekolah. Biasanya pelajar yang suka merokok sering mencuri-curi waktu pada saat jam pelajaran untuk merokok di kantin sekolah. Sayangnya, para penjaga kantin juga memberikan tempat dan fasilitas yang akan memudahkan mereka melakukan aksi tersebut. Bahkan biasanya ada beberapa kantin yang menjual rokok secara sembunyi-sembunyi. Maka itu bisa menurunkan konsentrasi belajar mereka. Yang lebih mengkhawatirkan jika mereka sudah kecanduan. Maka mereka rela menghabiskan uang jajan mereka untuk membeli sebungkus rokok setiap harinya. Bahkan sebagian pelajar berani untuk melakukan hal-hal negatif untuk mendapatkan sebatang rokok.
Larangan merokok di sekolah sebetulnya sudah diterapkan seketat mungkin. Tapi larangan ini hanya berlaku untuk para pelajar saja. Lalu bagaimana dengan guru? Sayangnya guru tidak dilarang dalam peraturan sekolah. Guru dibiarkan merokok di lingkungan sekolah. Ini tentu menjadi dilema bagi para pelajar. Di satu sisi mereka harus mematuhi peraturan yang berlaku. Tapi di sisi lain, mereka sebagai remaja tanggung sulit untuk menghilangkan keinginan untuk merokok, apalagi saat melihat para guru melakukannya. Mereka jadi berpikir, jika guru saja boleh meroko di dalam sekolah, kenapa murid tidak boleh. Tentunya ini menjadi hal yang harus dibenahi oleh para guru.
Keinginan untuk merokok juga dipicu oleh kebiasaan orang tua yang merokok di rumah. karena mereka sering melihat orang tua mereka merokok, maka mereka juga berpikir kalau merokok itu hal yang biasa. Kadang banyak orang tua yang melarang anak remajanya merokok, tapi mereka tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok dalam dirinya sendiri. Maka kelakuan para orang tua juga menjadi salah satu penyebab merebaknya trend rokok di kalangan pelajar.
Untuk mengantisipasi masalah ini, sebenarnya bukan hanya para pelajar yang harus diperhatikan. Tapi juga kebiasaan para pendidik dan orang tua. Remaja yang masih memiliki sifat labil akan meniru kebiasaan orang yang lebih dewasa di lingkungannya. Jika para pendidik dan orang tua tidak bisa memberi contoh yang baik, maka jangan berharap kebiasaan meroko di kalangan pelajar bisa berkurang atau bahkan dihentikan. Walaupun mereka sudah mengerti bahaya dari rokok tersebut, tapi mereka juga sulit untuk menghilangkan kebiasaan itu.
Masih adakah orang yang peduli sekarang untuk menasehati anak didik dan guru-guru untuk tidak merokok. Terus terang bahwa merokok sebagai gaya hidup tidak memberikan manfaat apa- apa, kecuali hanya meracuni paru- paru anak anak muda. Memilih merokok sebagai gaya hidup sangat merugikan diri karena mendatangkan penyakit. Menjadi penghisap rokok hanya memberikan keuntungan bagi pemilik pabrik rokok Bukankah sudah cukup banyak jumlah orang yang meninggal karena mengalami sakit paru- paru gara- gara mejadi pencandu rokok yang hebat dalam hidupnya? Semoga ini bisa menjadi intropeksi untuk para pelajar, pendidik, dan para orang tua. oleh karena itu sekali lagi saya peringatkan bagi para orang tua untuk tetap mengawasi para putra putrinya sehingga tidak terjerumus kedalam dunia perokok!!!

Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1IA12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar.




budaya narsisme dikalangan remaja

Budaya narsisme yang melanda peradaban manusia belakangan ini, baik yang terdapat dalam kelompok usia ABG, remaja maupun dewasa, ditengarai tidak lepas dari pengaruh kemajuan teknologi. Handphone (HP) dengan segala fiturnya, salah satunya melalui camera built-in,menghadirkan sebuah bukti kian menjamurnya budaya narsisme di tengah-tengah masyarakat dewasa ini.
Segala aktifitas, baik secara personal maupun yang melibatkan kelompok, tentulah sebuah momen yang sangat disayangkan untuk dilalui begitu saja, terlebih dengan kualitas kamera HP yang kian baik saja dari hari ke hari, dan dengan harga yang kian terjangkau pula.
Bak pisau dapur. Kamera HP saat ini, dapat dianalogikan seperti layaknya pisau dapur. Ditangan siapa pisau dapur itu digunakan, maka akan menentukan cerita berikutnya. Sederhana saja, jika pisau dapur tersebut digunakan oleh seorang juru masak (koki), maka akan hadir sebuah santapan lezat di meja makan. Namun, jika pisau dapur tersebut digunakan oleh seorang preman, maka akan hadir sebuah cerita yang bertutur tentang kisah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang preman terhadap seorang korban yang tidak mau menyerahkan harta bendanya.
Jika menilik kasus video porno yang menimpa artis yang diduga mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, yang menurut analisa para pakar direkam menggunakan kamera HP, jelas terlihat bahwa budaya narsisme, juga dibawa-bawa ke dalam urusan ranjang melalui porno aksinya.
Menurut seorang psikolog, dua insan yang sedang terlibat dalam asmara ranjang, kecenderungan pemikirannya akan dikalahkan oleh nafsunya. Jika boleh disamakan, akan seperti seorang preman yang sedang dalam pengaruh alkohol.
Penggunaan kamera HP yang tidak bijak dan tanpa dipikir panjang, membuat pemiliknya akan terjebak dalam ekploitasi budaya narsisme.
Sebuah file yang meski dibungkus rapih dalam sebuah benda atau barangpun, di jaman yang serba canggih seperti sekarang, tetaplah memiliki kerentanan yang cukup tinggi. Apalagi jika file tersebut berisi porno aksi pribadi, bagaikan seseorang yang sedang berjalan pada sebilah bambu melintasi sungai, mampu menyeberang hingga ke ujung titian atau jatuh ke dasar sungai. Dalam kasus tersebut diatas, tentunya pemiliknya seperti sedang bermain-main dengan harga diri, karir dan masa depan.
Meski juga dalam UU tidak disebutkan, jika untuk konsumsi pribadi tidak akan dijerat hukum, namun siapa yang mengira jika konsumsi pribadi tersebut, akhirnya dapat tersebar dan kemudian dinikmati oleh publik. Maka, hukumpun akan memainkan peranannya.
Akhirnya, jika dapat disimpulkan, kemajuan teknologi saat ini jelaslah melahirkan sebuah budaya baru, yaitu budaya narsisme. Pertanyaannya, apakah saat ini kita sedang menjadi budak narsisme, yang membutakan mata kita dalam melakukan aksis narsisme tersebut, yang mungkin saja justru malah dapat menjadi korban dari narsisme kita sendiri. oleh karena itu berhati - hatilah anda dalam menggunakan teknologi canggih khususnya handphone
Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1IA12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar.


KEBUDAYAAN NEGARA JEPANG


Negara Jepang kaya akan berbagai macam kebudayaan leluhurnya. Walaupun Negara Jepang saat ini terbilang ekonominya sudah maju namun sisi tradisionalnya masih terus dilestarikan hingga sekarang ini. Contohnya kebudayaan Matsuri, kebudayaan matsuri adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami(God), sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan. Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan di jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan di gereja. Sebagian matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan hasil tangkapan ikan atau keberhasilan panen, kesuksesan dalam bisnis, dan lain-lain.

          Ada juga di Negara Jepang mengadakan perayaan Hanami yaitu salah satu perayaan tahunan di Negara Jepang yang ada pada musim semi, tepatnya bulan April. Perayaan Hanami ini adalah perayaan untuk melihat bunga sakura, yang merupakan Bunga khas dari negara Matahari Terbit. Hanami, merupakan perayaan yang diselenggarakan secara sederhana, akan tetapi dengan kesederhanaanya itu, perayaan hanami justru menjadi kesenangan terbesar bagi orang-orang Jepang dalam setahun kehidupan mereka. Dimana semua orang duduk di bawah pohon sakura bersama keluarganya atau kekasihnya untuk melihat indahnya bunga sakura yang sudah mekar. Perayaan Hanami juga bersifat ajang rekreasi yaitu ngumpul bareng dengan keluarga atau kerabat dekat, teman kerja juga bisa untuk makan bersama sambil menikmati keindahan bunga sakura. Perayaan Hanami ini tidak bisa dianggap sebagai perayaan yang biasa, karena meskipun sekedar menyaksikan mekarnya bunga sakura, dengan adanya perayaan hanami menunjukkan kecintaan masyarakat Jepang terhadap bunga sakura.

Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1IA12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif globalisasi

1. dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa
Pengaruh negatif globalisasi 
1. mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa
2. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Kesimpulan
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus pandai – pandai menyaring arus globalisasi yang masuk, agar tetap dapat sesuai dengan kebudayaan bangsa indonesia.

Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1IA12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar

Hubungan Ilmu Budaya dalam dunia IT

menurut saya banyak hal yang ada keterkaitan antara keduanya. dimana hal hal tersebut saling melengkapi. Contoh yang saya punya adalah, Batik. Anda tahu kan batik? batik adalah budaya indonesia yang telah turun temurun diwariskan oleh leluhur indonesia. Anda pernah dengar bahwa negara tetangga pernah mengklaim "batik, sebagai budaya meraka"? ya, inilah kasus yang ada. Pihak Malaysia mengklaim lewat sebuah situs bahwa batik adalah warisan orang tua mereka. Padahal batik itu sendiri adalah hasil karya bangsa indonesia yang berasal dari pulau jawa.

Mengapa hal ini bisa terjadi dan apa kaitannya dengan tulisan yang saya bahas di awal tadi? Jadi, pada dasarnya batik itu adalah sebuah seni budaya yang telah beredar dan berasal dari bangsa indonesia. Kemudian, pihak malaysia "ngaku-ngaku" bahwa batik itu berasal dari negerinya lewat situs internet. Disinilah hubungannya, bahwa dunia teknologi yang ada sekarang ini bisa mempopulerkan sebuah budaya yang ada didalam suatu masyarakat untuk dikenal oleh masyarakat luas. Dan pengakuan malaysia atas batik bersumber dari tidak adanya bukti resmi bahwa indonesialah tempat asal muasalnya batik itu sendiri, walaupun memang batik lahir di indonesia. karna untuk mendapatkannya indonesia perlu menpatenkan batik lewat dunia teknologi. contohnya menyebarkannya melalui situs internet agar dunia tahu bahwa batik itu asli indonesia.

Intinya dunia sosial budaya itu ada didalam dunia IT, sebaliknya pun begitu. tidak ada hal yang terlepas dari keduanya. dan pengetahuan tentang teknologi yang saya dapatkan di kampus harus pula diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya kita yang makin hari makin punah.



Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas  : 1IA12
NPM   : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar