Halaman

Kamis, 05 Juli 2012

Budaya Menyontek di Kalangan Pelajar


Kebiasaan menyontek di kalangan pelajar mungkin sudah menjadi hal yang biasa dilakukan atau bahkan telah membudaya. Menyontek merupakan hal yang telah lumrah dilakukan para pelajar. Bahkan tak jarang saya melihat atau mendengar seorang pelajar itu bangga ketika ia menyontek. Apa sih sebenarnya background para pelajar itu untuk nenyontek? Menurut saya, tidak ada hal khusus yang menuntut mereka untuk menyontek. Mereka menyontek hanya simpel alasannya yaitu supaya memperoleh nilai yang bagus, terutama saat ulangan. Namun setelah mereka mendapat nilai bagus, lalu apa yang bisa mereka dapatkan, rasa puas? Terus terang kalau saya pribadi, bila mendapat nilai bagus karena menyontek saya tidak akan puas. Sebenarnya guru memberikan ujian kepada para siswa dalam bentuk ulangan harian atau apa saja yang berwujud memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan, kan hanya untuk menguji kemampuan para siswanya. Bila nilai mereka baik dan sudah mencapai ketuntasan minimum maka guru telah sukses menyampaikan materi pelajaran itu dan mungkin bisa melanjutkan ke materi selanjutnya. Namun, bila nilai mereka jelek maka guru kurang sukses dalam menyampaikan materi pelajaran dan tentunya guru harus mengerahkan segala cara agar siswa-siswanya mampu mencapai standar ketuntasan minimum. Lalu bagaimana ketika guru memberikan ulangan harian dan ternyata nilai semua siswanya baik dan sudah mencapai standar ketuntasann minimum, padahal para siswanya mendapatkan nilai baik itu karena menyontek. Tentunya dari pihak guru sendiri akan berpikir bahwa para siswanya telah mampu menguasai materi yang telah disampaikan dengan dibuktikan nilai mereka yang baik-baik dan sudah mencapai standar ketuntasan minimum sehingga guru merasa tidak perlu mengulang pelajaran. Padahal, yang terjadi sebenarnya para siswa belum dapat menguasai pelajaran yang diberikan karena mereka mendapatkan nilai baik bukan karena usaha sendiri. Siapakah yang rugi di sini? Para pelajar kan yang rugi? Bagaimana tidak rugi, mereka yang menyontek kan sebenarnya masih perlu penjelasan mengenai materi pelajaran dari guru, padahal hal itu tidak didapatkannya disebabkan guru mereka sudah merasa para siswanya telah paham atau mampu menguasai materi. Memang, pelajaran bisa tidak hanya dari guru saja, kita bisa belajar sendiri, membaca buku, atau bertanya teman. Tapi kan tidak semua dari siswa yang meyontek itu mau menutup ketidakpahaman mereka terhadap materi pelajaran dengan hal-hal semacam itu. Yang ada malah mereka biasanya cuek dan akan sadar betapa meruginya menyontek itu ketika telah menghadapi ujian-ujian yang sesungguhnya seperti ujian kenaikan kelas atau Ujian Nasional. Oleh karena itu mulai dari sekarang kita harus hilangkan budaya menyontek dari diri kita. Pikiran-pikiran yang berbicara bahwa menyontek itu keren dan merupakan hal yang lumrah harus kita buang jauh-jauh agar nantinya kita tidak menyesal dikemudian hari. 

Nama : Mochamad Reza Risky
Kelas : 1ia12
NPM : 54411531
Tugas : Ilmu Budaya Dasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar